Sakit dan
jauh dari orang tua itu rasanya, ah pikir aja sendiri bagaimana keadaannya. Tapi
bukan itu masalahnya, aku sakit karena terlena, terlena oleh kenikmatan yang ga
pernah disadari, sebut saja itu fasilitas, hidup nyaman walaupun di kosan, bisa
makan walaupun ala kadarnya, listrik banyak, air bebas, udara bersih, oksigen
gratis, internet tanpa batas, ga ada tugas karena kuliah sudah usai, punya
teman baik, lingkungan baik, tenteram, bahagia, sehat , dan punya waktu luang
serta berjuta kenikmatan lainnya yang ga kita sadari bahwa itu patut kita
syukuri. Mungkin aku lupa bersyukur dan lupa memikirkan bagaimana jika semua
keadaan itu tiba-tiba dicabut layaknya mencabut rumput liar hingga ke akarnya. Bayangkan,
jatuh miskin dan segalanya serta keadaan tidak nyaman lainnya. Aku sudah
terlalu nyaman dan tidak sadar bahwa aku sudah sangat tenggelam pada “zona
nyaman” bahkan ini sudah zona terlalu nyaman yang membahayakan karena membuat
aku lupa bagaimana rasanya sengsara. Maka wajar jika orang bilang life start at the end of your comfort zone.
Sakitnya sih
ga seberapa, Cuma flu dan sedikit demam tapi ya lumayan juga sih pala pusing,
idung sama tenggorokan juga perih. Bukan maksud menyepelekan juga, tapi maksudnya ya kalau sakit jangan terlalu
lebay gitu, ga usah manja deh nis! Maksudnya itu sugesti buat diri sendiri,
karena memang ga suka juga kalo liat orang manja. Padahal mungkin sebenernya
juga manja Cuma ga sadar aja. Hahaha. Tapi, dengan sakit kita jadi tahu rasanya
sehat seperti apa. Bahwa berada dalam keadaan sehat itu nikmatnya luar biasa, Cuma
ya itu aku adalah manusia sejati di mana tempatnya khilaf dan lupa. Sekali lagi
aku lupa mensyukuri nikmat sehat yang Allah berikan, dan inilah saatnya memohon
ampun atas kealpaan ini. Nah, awas jangan lupa juga minta ampun. Harus ingat
bersyukur bahwa kita sudah diingatkan untuk mohon ampun. Jangan bingung!
Sakitnya gara-gara
apa sih? Ya itu tadi, karena terlena. Kali ini terlena oleh waktu luang yang
dimiliki, tanpa disadari bahwa waktu tak akan pernah bisa kembali. Waktu luang
adalah salah satu kenikmatan yang paling sering terlupakan, ingat lagi ketika
kita kita sudah tak punya banyak waktu. Yes,
now I really know that I’m in a hurry. Iya, jadi aku udah ga punya banyak
waktu lagi untuk menjadi mahasiswa program sarjana, aku harus lulus sebelum 22
September. Harus dikejar, harus terkejar, bahkan sampai menyusul orang lain
yang sudah start lebih awal. Jadi,
sakitnya gara-gara apa? Gara-gara sebelumnya membuang waktu sia-sia, entah
berbuat apa, hingga akhirnya ingat apa tugas sebenarnya. Tidak lain dan tidak
bukan, SKRIPSI. Waktu yang aku punya udah ga lama lagi, akhirnya untuk mengejar
ketertinggalan tadi, aku harus begadang bermalam-malam, dan akhirnya
tumbaaaaaang. You know lah kalo
ngerjainnya keburu-buru hasilnya jadi ga maksimal kan, ya gimana mau
dibagus-bagusin juga waktunya udah tinggal sedikit, ibarat di anime tuh kuota roh gue udah sekarat dan mesti isi ulang,
ckckck. Ok, skip! Mungkin kemarenan kebanyakan nonton anime sampe lupa skripsi.
Setelah sadar
bahwa waktu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya jadi inget sesuatu,
kemaren-kemaren ngapain aja, idup ko kaya gitu-gitu aja, ngalir kaya air, air
aja ngalir dari hulu punya tujuan ke hilir. Selama ini udah jadi manusia yang bermanfaat
belom, idup dijalani gitu aja tanpa tahu tujuan tanpa tahu manfaat buat diri
sendiri apa. Sekarang baru tahu, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah manusia
yang bermanfaat bagi manusia lainnya “khairunnaas
anfa’uhum linnaas”.
Dari dulu
memang tahu mau tinggal di mana setelah dewasa, when I was fifth grader udah nentuin mau tinggal di Aussie setelah
dewasa, karena dulu pas jaman kelas 5 SD itu baru tahu kalo penduduk di Jawa
Barat adalah terpadat ke 5 se-Dunia. Bayangkan itu tahun 90-an, sekarang udah
2000-an lebih, walaupun pertumbuhan penduduk ga sampe 2 digit tapi tetep aja
namanya manusia hidup pasti tumbuh dan berkembang biak, yeeeah beregenerasi. Seiring
pertumbuhan juga, keinginan tinggal di Australia yang dulu gue tahu Negara terluas
dengan Negara sebagai benua juga, sekarang bertambah pengen lanjut sekolah ke Belanda,
which was one of Countries yang dulu aku ga pernah pengen
injek setelah amerika karena alasan penjajah dan amerika sebagai Negara adikuasa
yang dulu dikepalai oleh Bush. Pengetahuan bertambah, wawasan lebih luas karena
pergaulan yang juga meluas, akhirnya punya keinginan lanjut sekolah pasca
sarjana ke Belanda, tepatnya Wageningen University yang belakangan diketahui
sebagai kampus yang paling sustainable.
Gimana caranya
bisa meraih cita-cita kuliah ke Belanda? Ya ada tahapannya, intinya buat diri
kita sendiri bermanfaat dulu minimal buat diri sendiri. Maksudnya? Ya memang
selama ini belajar masih ga tau untuk apa? Sekolah dan belajar itu bukan
semata-mata untuk menggugurkan kewajiban belajar yang disuruh sama pemerintah
dan tentunya orang tua, tapi sekolah itu ya sarana untuk belajar, belajar itu
seumur hidup. Belajar untuk apa? Ya untuk bekal hidup. Banyak yang sangking
rajinnya belajar plus karena memang dia cerdas, sampe meraih prestasi ini itu
tapi ga tau untuk apa manfaatnya, ya salah satunya untuk belajar melihat dunia
yang lebih luas, dan kembali ke negeri ini untuk membangun negeri ini.
Balik lagi ke
waktu yang sempit. Di umur yang sebegini ini udah sangat minder sama yang
muda-muda nan berprestasi dan banyak organisasi. Dulu ikut organisasi ga tau
untuk apa, ya biar di sekolah ga Cuma belajar aja, biar ada kegiatan lain, tapi
lebih dari itu baru kerasa sekarang manfaatnya, bahwa organisasi sangat
membentuk diri, meluaskan pergaulan, aktualisasi diri, mengabdi sama
masyarakat, dan menjadi manusia yang lebih bermanfaat. Bukan masalah jadi apa
dan apa jabatannya di organisasi, tapi aktualisasi diri. Sudah sejauh apa dan
sudah sebermanfaat apa diri ini untuk lingkungan sekitar, di situ tempatnya melatih
berkomunikasi dan menempa diri untuk nanti terjun kepada dunia yang sebenarnya.
Orang yang dikirim ke belajar ke luar negeri adalah mereka yang tahan goda,
tahan banting , dan sudah ditempa serta siapa diterpa ketika di luar sana dan diciptakan
untuk kembali untuk membangun negeri ini. Mereka yang membiayai mencari
orang-orang yang mau menjadikan diri bermanfaat bagi orang lain. Jadi, untuk
mewujudkan cita-cita, pada hakikatnya menjadi manusia yang bermanfaat, kita
harus bermanfaat dulu bagi diri sendiri, lalu untuk orang lain, jadi sekarang
SELESAIKAN SKRIPSI!
Step yang
lain mengikuti, ingat nikmat waktu luang dan sehat, baik jasmani dan rohani,
jangan lupa aktualisasi diri dan illahi rabbii.
No comments:
Post a Comment