Monday, June 22, 2015

Makan saat Ramadhan di Perantauan

Kamu tahu,
Apa yang paling membingungkan buat anak kosan?
Makan!
Makan aja ko bingung, tinggal makan apa susahnya?
Apalagi disuruh kerja

Kuliah berakhir, UAS selesai
Tapi masih harus hidup dan bertahan di KOSAN
Menunggu bimbingan, demi masa depan

Hidup memang bukan hanya untuk makan,
Tapi untuk bertahan hidup kita butuh makan, sudah termasuk minum

Sekarang Ramadhan, yang jual ta'jil tiba-tiba berjamuran
Tapi variasinya itu-itu saja paling es buah, sop buah, es hanya diganti dengan sop, sama-sama dingin, isinya sama saja, tidak banyak pilihan, dengan harga yang ditawarkan rasanya saya enggan, apalagi di pinggir jalan, pikir-pikir lihat lagi sisa uang bulanan.

Ramadhan, ku pikir pengeluaranku akan menjadi lebih hemat
Ternyata tidak, aku kurang cermat
Tetapi menjadi lebih teratur, bukan hanya itu, tentu saja dengan pola makan dan pencernaan.

Hari pertama, sore hari menjelang buka
Bara penuh, macet bukan main
Hari Sabtu, mahasiswa mulai kembali dari kampus perantauan
Hari Minggu, mulai sepi, pedagang mulai kehilangan pelanggan
Dan aku masih tetap dengan kebingunganku tentang makan
Buka dan Sahur saat Ramadhan di Perantauan

Tuesday, June 2, 2015

Hedonism, go away from Me!!! I should leave You.

Hedon sama gaul itu beda tipis, tipiiis banget, bedanya tuh deket banget!
Sedeket rokok sama narkoba. Mungkin mereka semacam bersaudara dekat, dekat sekali.

Sedekat pacaran dengan zinah, maka menikahlah!

Somebody said this in an Auditorium, "Jangan-jangan, jodoh kamu jauh gara-gara kamu hedon”. Dang it! Suddenly I was drew into sometime when I did those things hedonism. Did I? Even still? Ouh.